Adanya teknologi internet membuat kamu semakin gampang terhubung dengan orang-orang lain dari penjuru dunia. Salah satunya melalui sosial media. Dari medsos, kamu akan semakin ngobrol dengan teman atau orang yang jauh dari tempatmu, ikut forum atau komunitas kesukaanmu, atau pun sekedar kepo dengan kehidupan orang lain. Gadget kita entah smartphone, laptop, PC, mau pun tablet yang sudah terhubung dengan jaringan internet dan dunia maya lah yang membuat kita bisa ngobrol meski sedang sendiri.
Coba kamu lihat pengguna Twitter. Pemakainya merasa seakan-akan sangat aktif dalam berkomentar atau merespon postingan pengguna lainnya setiap saat. Tapi kenyataannya, bisa menunjukan fakta sebaliknya. Justru yang mereka terlalu aktif di media sosial membuatnya semakin terisolasi dari kehidupan nyata.
Kalau kamu tidak percaya, berikut beberapa cara sosial media membuat kamu gampang kesepian.
1. Hubungan menjadi dangkal
Media sosial sering dimanfaatkan buat memposting keseharian kita bersama dengan teman atau pasangan. Hampir setiap saat mereka mengupload kebersamaan mereka tanpa melihat omongan orang lain. Tapi kamu jangan gampang percaya dengan postingan pengguna yang seperti itu. Menurut ahlinya, medsos bisa membuat kamu gampang mengubah penampilan hidupmu.
Mungkin terdengar aneh, tapi kenyataannya memang seperti itu. Saat kamu mau dilihat mewah dan elegan dari pengguna lain dari postingan foto atau kalimat-kalimatnya, kamu bisa melakukannya dalam sekejap hanya dengan menggunakan 1 genggaman saja. Dari kondisi itu, kamu akan semakin susah bersikap jujur ke pengguna lainnya dan berusaha mencari cara apa pun agar keinginan mewah itu bisa tercapai.
Mau dilihat sempurna oleh orang lain membuat hubungan kamu semakin dangkal terhadap orang lain. Kalau kamu sudah terlalu termakan dengan sikap yang seperti itu, perasaan kesepian akan muncul tanpa kamu sadari.
2. Susah menebak lawan bicara
Saat kita berbicara dengan orang lain secara langsung, kita dengan gampang tahu bagaimana reaksinya saat ngobrol denganmu. Mulai dari reaksi mukanya atau gesture badannya. Dengan melihat reaksi lawan bicara, kita akan semakin tahu bagaimana sikap yang tepat saat ngobrol dengan mereka. Misalkan kalau kamu melihat mereka sudah menunjukan gesture yang tidak nyaman, berarti kata-katamu ada yang sudah kelewatan atau membosankan.
Berbeda kalau kamu hanya ngobrol melalui sosial media. Kamu tidak bisa langsung menebak lawan bicaramu. Yang bisa kamu lakukan hanya menebak-nebak saja reaksi pengguna lainnya terhadap postingan atau kata-katamu. Meski mereka sudah mengirim emoticon ketawa, belum tentu aslinya mereka benar-benar tertawa.
3. Kualitas lebih berarti daripada kuantitas
Pengguna sosial media, seperti Facebook, tidak jarang yang mau punya jumlah pertemanan yang banyak. Tidak sedikit dari mereka yang berlomba-lomba dengan teman-teman yang lain buat mencari jumlah followers yang banyak. Bahkan ada yang memakai cara praktis yaitu membeli followers seperti yang disediakan belifollowers.com agar pengikutnya bisa cepat bertambah.
Tapi, memiliki jumlah pengikut di sosial media tidak menjamin kamu punya banyak teman di dunia nyata. Kecuali kalau kamu menggunakan sosmed FB untuk berjualan online, pastinya punya jumlah followers yang banyak akan sangat menguntungkan penjualan kamu.
Tapi kalau kamu hanya memakainya sekedar posting biasa saja, punya banyak followers belum menentukan kamu benar-benar punya teman. Bisa dikatakan semakin mementingkan kuantitas di sosial media, akan semakin stress kamu menghadapinya. Coba saja kamu buktikan sendiri. Kalau kamu memiliki teman atau kenalan yang jumlahnya followersnya sampai ratusan, apakah mereka juga punya banyak teman di dunia nyata?
4. Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat
Perumpamaan ini sering banget kita dengar. Penggunaan sosial media yang terlalu aktif membuat kita menjauhkan yang sudah dekat dengan kita dan mendekatkan kita dengan orang yang jauh. Bukan dari sisi positifnya kamu lihat, tapi dari negatifnya.
Mereka yang terlalu sibuk dengan akun sosmednya atau bahkan terus menerus berusaha keras agar postingan direspon banyak orang, tentu akan mengacuhkan begitu saja orang-orang di sekitarnya. Sebagai contohnya kalau kamu mau postingan di Instagram kamu disukai atau dlihat banyak orang, kamu harus selalu aktif memposting foto yang menarik dan harus sering-sering melihat postinganmu buat melihat berapa banyak orang yang sudah meresponnya.
Kalau masih sedikit yang meresponnya, kamu upload lagi dengan foto yang berbeda. Cara terus menerus itu sangat tidak baik buat komunikasimu dengan orang sekitarmu. Kamu hanya fokus saja pada akun kamu tanpa ada obrolan langsung dengan teman atau keluarga yang ada di depan mata kamu langsung. Saking parahnya, kamu hanya menanyakan kabar orang lain melalui sosmed saja tanpa bertemu langsung dengannya.
Hal-hal di atas yang membuat kamu semakin kesepian meski pertemanan kamu di sosial banyak. Kamu yang sudah punya kebiasaan itu berarti hanya melarikan dari dari dunia nyata yang kamu anggap membosankan. Berbeda kalau kamu punya hal menarik atau lucu buat diceritakan, kamu bisa mengunggahnya ke Youtube atau platform lainnya agar orang lain pun terhibur.