Salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19 yang digaungkan pemerintah adalah penerapan social distancing atau menjaga jarak antar satu sama lain. Hal tersebut sering sekali diingatkan lewat iklan layanan masyarakat maupun oleh presiden sendiri. Bahkan, pemerintah bekerja sama dengan aparat penegak hukum seperti polisi untuk menjaga ketertiban masyarakat dalam menerapkan social distancing tersebut.

Namun, siapa sangka berita kurang mengenakkan datang dari sosok polisi itu sendiri. Diketahui bahwa ada salah satu anggota polisi pesta saat wabah, ia menggelar pesta pernikahan meskipun hal tersebut sudah dilarang oleh aparat.

Kejadian Polisi yang Mengadakan Pesta Pernikahan Mewah

Polisi yang menggelar pesta mewah ketika masa mewabahnya Covid-19 di Indonesia diketahui merupakan Kapolsek Kembangan Kompol Fahrul Sudiana. Diketahui pula bahwa peristiwa itu berlangsung pada tanggal 21 Maret 2020 yang lalu di Hotel Mulia, di Jakarta Pusat.

Berkat sebuah postingan oleh sebuah akun sosial media, yang membandingkan antara berita mengenai polisi yang membubarkan pesta pernikahan masyarakat sipil dengan seorang polisi yang mengadakan pesta pernikahan mewah, masyarakat pun lantas dibuat geram. Berita itu pun lantas menjadi viral dan berakhir dengan polisi yang dihujat karena pesta yang ia adakan tersebut.

Informasi mengenai pernikahan Fahrul Sudiana sendiri didapat melalui unggahan pribadinya di Instagram. Ia membagikan video dengan durasi 0.45 detik yang memperlihatkan suasana pernikahannya. Meskipun dalam video ditampilkan bahwa para tamu undangan harus menjaga kebersihan dirinya dengan menggunakan hand sanitizer, dan bahkan pihak WO pun menggunakan masker, tetapi banyak masyarakat yang masih tidak terima.

Terlebih, pernikahan tersebut juga dihadiri oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy, yang mana tampak sedang bergoto bersama Fahrul dan mempelai wanita.

Dengan adanya kejadian polisi pesta saat wabah Covid-19 berlangsung, masyarakat pun banyak yang menyayangkan tindakan tersebut. Bahkan mengkritisi bahwa elit pejabat yang seharusnya menjadi contoh warga sipil dianggap tidak menggunakan hati nurani dan akal sehat.

Padahal, di luaran sana, pedagang kaki lima, pekerja di jalanan, dan pengusaha kecil banyak yang tidak lagi bekerja akibat dibubarkan oleh aparat demi menghindari penyebaran virus yang semakin masif. Bahkan pelajar dan pekerja kantoran pun tidak lagi pergi ke beraktivitas di kantor, sekolah, kampus, dan sebagainya supaya bisa berada di rumah saja tanpa harus berkerumun dengan banyak orang.

Sanksi Tegas Terhadap Polisi yang Menyelenggarakan Pesta Saat Wabah

Menanggapi hal tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus pun mengatakan bahwa ada konsekuensi yang harus diterima Kapolsek Kembangan tersebut, yakni polisi pesta saat wabah tersebut akan dimutasi dan ditarik untuk diperiksa lebih lanjut. Hal ini karena Fahrul Sudiana dianggap tidak disiplin, melanggar aturan disiplin dan segera dimutasi.

Selain itu, Kombes Yusri Yunus melanjutkan bahwa Kapolri Jenderal Idham Azis sudah mengeluarkan sebuah maklumat, di mana dilarang membuat keramaian, termasuk mengadakan resepsi pernikahan. Maklumat tersebut juga sudah diterapkan mulai 19 Maret lalu, dan tidak hanya diberlakukan untuk rakyat sipil, melainkan juga untuk anggota kepolisian. Oleh sebab itu, konsekuensi yang dihadapi masyarakat sipil dan anggota Polri pun sama.

Lalu, apakah polisi yang menggelar pesta mewah saat wabah dipecat? Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa Fahrul Sudiana tidak dipecat, hanya dimutasi atau dicopot jabatannya tetapi tidak dipecat. Meskipun banyak warganet yang kecewa atas hal tersebut, tetapi bisa menjadi pelajaran bagi pejabat manapun untuk selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan.