Kampanye Menggunakan Sosial Media, Bolehkah?
Apakah kamu pengguna sosial media? Kalau iya, apa saja yang biasanya kamu lakukan dengan akun medsos kamu? Sebagian besar pengguna media sosial biasanya memakainya untuk membagikan aktivitas yang mereka lakukan agar teman-teman atau pengikutnya tahu mereka di mana dan sedang apa.
Sudah tidak ada lagi yang namanya privasi ketika memakai media sosial. Orang yang menjadi pengikut akun kamu nantinya bisa mengetahui apa yang kamu lakukan tanpa perlu mereka katakan langsung. Dari apa yang kamu bagikan di media sosial, pengikut kamu bisa saja menyebarluaskannya di akun mereka sendiri, sehingga semakin luas siapa saja yang mengetahui postingan kamu.
Hal itulah yang dimanfaatkan pejabat pemerintah dalam membagikan postingan kampanyenya. Sebentar lagi Indonesia akan mengadakan pesta demokrasi, yaitu pemilihan presiden 2019. Tidak heran kalau kubu kedua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden berlomba-lomba mengeluarkan kampanyenya agar bisa menarik hati masyarakatnya.
Tidak gampang menarik hati rakyat Indonesia, sehingga beberapa pihak secara khusus mengeluarkan kampanye, seperti visi misi pasangan kandidatnya. Ada juga yang memposting kegiatan positifnya di tengah-tengah masyarakat, sehingga membuat rakyat semakin yakin untuk memilih mereka.
Kekuatan sosial media dalam menyebarluaskan kampanye memang sangat kuat, terlebih lagi berperan penting sebagai media yang digital untuk kampanye. Tapi, bolehkah pejabat pemerintah mau pun pasangan kandidat pemilihan presiden 2019 menggunakan sosial media untuk kampanye?
Sebenarnya tidak ada larangan kampanye memakai sosial media. Hanya saja KPU atau Komisi Pemilihan Umum sudah mengeluarkan aturan yang berisi tentang cara bermain sosial media untuk kampanye. Peraturan tersebut masuk ke dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 23 Tahun 2018. isi aturan itu mengenai Kampanye Pemilihan Umum.
Adanya aturan itu membuat pasangan kandidat tidak boleh asal-asalan dalam menyebarkan konten kampanye. Mereka pun menggunakan media sosial sebagai alat kampanyenya karena medianya yang murah dan gratis. Kalau mereka terlalu banyak mengeluarkan baliho atau spanduk, sudah berapa banyak uang yang mereka keluarkan? Belum lagi kalau mereka membuat spanduk atau baliho di berbagai daerah. Tentu biaya pengeluaran mereka akan semakin banyak.
Berbeda kalau pasangan kandidat presiden menggunakan sosial media sebagai alat kampanyenya. Mereka hanya membutuhkan akun yang bisa dibuat dengan gampang tidak memakan banyak waktu. Lalu, mereka tinggal memposting-posting segala hal untuk keperluan kampanye mereka. Dalam sekejap, pengikut yang ada di akun mereka bisa melihat perkembangan kampanye yang mereka lakukan.
Sifatnya yang lebih longgar membuat sosial media menjadi alat yang jitu dalam menarik hati masyarakatnya. Tidak hanya itu saja. Sifatnya yang lebih komunikatif juga mempermudah pasangan kandidat mendapatkan suara dengan cepat. Tentunya lebih efektif dibandingkan memakai baliho atau spanduk yang tidak semua orang membacanya.
Pasangan kandidat pun bisa lebih gampang dalam memobilisasi pendukungnya, apalagi bisa mendapatkan opini secara langsung dari berbagai kalangan publik. Targetnya memang tidak hanya orang-orang dewasa saja, tapi juga anak-anak muda yang sudah tajam dalam menilai politik masa kini.
Tapi, masih ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan media sosial untuk alat kampanye. Salah satunya adalah bagaimana cara menggunakan komunikasi atau caption yang tepat sesuai dengan platform sosmed yang dipakai untuk kampanye. Media sosial memang tidak hanya 1 platform saja, karena masih ada beberapa sosmed lainnya yang populer, sehingga karakteristik yang dimilikinya berbeda satu sama lain.
Kalau pasangan kandidat bisa mengetahui karakteristiknya, tentu dengan cepat mereka bisa mendapatkan suara karena nilai popularitasnya bisa disesuaikan dengan platform media sosial yang digunakannya. Era digital seperti sekarang tentu bisa memberikan kemudahan bagi siapa pun, tidak terkecuali pasangan kandidat yang sedang berjuang untuk memenangkan kursi pemerintahan di pesta demokrasi pemilihan presiden 2019 nanti.
Hal-hal yang harus mereka pertimbangkan dalam berkampanye melalui sosial media tidak menutup usaha mereka dalam mendapatkan hati rakyat. Ketika mereka sedang mendatangi daerah tertentu, tentu kegiatan itu akan diposting melalui akun mereka agar masyarakat Indonesia tahu kegiatan sosial apa yang kandidat pilihan mereka lakukan.
Cara itu memang sangat bekerja dan lebih terbuka. Hanya saja, ada pihak-pihak tertentu yang tidak suka dengan pasangan kandidat tertentu yang membuatnya memposting hal-hal negatif. Masyarakat yang tidak membacanya dengan hati-hati dan mudah termakan berita yang belum tentu benar itu, tentu bisa berubah menjadi sakit hati.
Karena itu, pemerintah meminta kedua pasangan kandidat pemilihan presiden 2019 untuk tidak terlalu menggunakan sosial media sebagai alat kampanye. Bahkan mereka memberi saran kalau sosmed jangan menjadi tumpu untuk berkampanye dan lebih mengusahakan untuk terjun langsung ke masyarakat.
Mungkin buat kamu yang membantu pasangan pilihan kamu menang di pemilihan presiden 2019 nanti, bisa memberikan postingan mendukung tentang visi misi atau kegiatan positif apa yang sudah pasangan pilihan kamu lakukan. Hal sekecil ini bisa membantu pasangan presiden kamu menang secara tidak langsung.
Agar semakin banyak orang yang bisa melihat postingan dukungan kamu, tambahkan dulu jumlah pengikut kamu di belifollowers.com. Pastikan akun sosmed mana yang mau ditambahkan followersnya, lalu tunggu saja beberapa saat dan pengikut kamu bertambah sendirinya. Tinggal posting dukunganmu dan orang lain akan menyebarluaskannya.
Baca juga
-
Challenge Diet Sehat Viral Di Sosial Media
March 31, 2024 -
Challenge Program Latihan Kebugaran Viral
March 31, 2024 -
Challenge Apa Itu CrossFit Workouts Viral
March 30, 2024 -
Challenge Strength Training Workout Viral Sosial Media
March 30, 2024 -
Challenge Traveling Wisata Budaya Viral
March 29, 2024 -
Challenge Tips Liburan Hemat Viral Di Sosial Media
March 29, 2024