Isu Hoaks di Media Sosial Menjelang Pilpres
Isu Hoaks di Media Sosial Menjelang Pilpres – Tidak terasa perkembangan teknologi di dunia sudah semakin maju. Tanpa majunya teknologi, kita saat ini tidak bisa menikmati mudahnya mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Entah itu kebutuhan utama mau pun sampingan. Semakin mudahnya kita mendapatkan kebutuhan yang kita inginkan, tentu kita akan semakin puas dan senang.
Salah satu kemajuan teknologi yang sudah menjadi pemenuh kebutuhan kita, yakni media sosial. Medsos memang bukan kebutuhan pokok atau utama, hanya saja berbagai kalangan mana pun menggunakannya tanpa henti setiap waktu. Mulai dari bangun tidur, menjelang tidur malam, hingga bangun tidur pagi lagi, masyarakat sulit melepaskan media sosial.
Media sosial dipakai untuk menambah pertemanan. Bukan dari Indonesia saja, tapi juga orang lain di luar negeri. Selain itu, penggunanya juga bisa memamerkan kegiatan atau apa yang dimilikinya ke follower yang mereka punya. Tapi, tahukah kamu selain dari fungsinya sebagai penambah pertemanan dan posting kegiatan, media sosial juga sering kali menjadi media berita elektronik online?
Ya, saat ini beberapa media sosial sudah memiliki fungsi yang lebih luas, yakni menyalurkan berita terkini yang sedang terjadi di dunia. Indonesia yang saat ini sedang dipersiapkan untuk pemilu pilpres pun juga menjadi bahan berita yang hangat di medsos. Berbagai informasi dibuat tentu saja untuk menarik simpati masyarakat agar bisa mendukung kandidat yang sedang berusaha untuk menang di kursi pemerintahan.
Tidak heran kalau penggunaan media sosial tidak lagi hanya dipakai di kalangan anak-anak muda saja, tapi juga pejabat pemerintah, termasuk pasangan kandidat presiden dan calon presiden. Mereka lebih menggunakan medsos untuk keperluan kampanye, sehingga masyarakat Indonesia pun bisa tertarik dan bersimpati untuk mendukung kandidat terkait.
Menarik hati masyarakat memang tidak gampang. Dari setiap kubu kandidat atau para pendukungnya harus bisa memberikan postingan-postingan terbaiknya, agar masyarakat bisa mempercayai kandidat pilihannya menang di kursi pemerintahan tertinggi tersebut. Banyak cara mereka lakukan, seperti membuat postingan mengenai kegiatan pasangan calon presiden dan wakil presiden di masyarakat atau memuat berita-berita positif tentang pasangan kandidat tersebut.
Meski begitu, ada juga pihak tertentu yang ingin menjatuhkan pihak atau kubu lawannya untuk menang, yaitu dengan menyebarkan berita bohong atau hoaks di media sosial. Penyebaran berita di dunia maya memang sangat cepat dan susah dihentikan dibandingkan media cetak, seperti majalah atau koran.
Ketika pihak yang tidak bertanggung jawab itu membuat berita hoaks mengenai pasangan kandidat tertentu, tentu bisa mempengaruhi pikiran masyarakat nantinya. Berita bohong sudah pasti berisi informasi fitnah atau tidak benar mengenai sesuatu hal. Pasangan kandidat yang menerima isu hoaks, tentu akan diragukan kualitasnya sebagai pemimpin bangsa.
Masalah seperti ini memang sudah tidak jarang lagi di Indonesia, apalagi menjelang pemilu pilpres sekarang ini. Mendekati waktu pemilu, biasanya banyak pengguna maya yang tidak bertanggung jawab akan membuat akun palsu dan memulai aksinya untuk membuat berita bohong.
Siapa targetnya? Tentu saja semua kalangan masyarakat yang menggunakan media sosial. Pelaku sebenarnya tidak memasang target siapa yang akan menjadi korbannya. Kebanyakan dari mereka lebih tertarik menerima pundi-pundi uang dari hasil kejahatannya tersebut. Di samping itu, ada juga yang tujuannya memang untuk menyerang pasangan kandidat lawan.
Pendukung kandidat tertentu tentu akan mengusahakan calon pasangan pilihannya menang di pemilu pilpres nanti, sehingga mereka membuat berita apa pun yang berisi hal negatif, termasuk hoaks. Masyarakat yang tidak bisa berpikir secara bijak tentu akan cepat mengambil kesimpulan kalau berita bohong tersebut adalah benar apa adanya.
Cara berpikir itulah yang menjadi sasaran empuk para pelaku penyebar hoaks, sehingga mereka semakin gencar menyebarkannya. Menjelang pemilu pilpres, tentu suasana akan semakin memanas. Media sosial yang pada awalnya sebagai ruang publik untuk berpendapat, kini sudah menjadi media yang bisa mencaci maki orang lain dengan kata-katanya kasar, bahkan menyinggung ras dan agama.
Setiap orang sebetulnya bebas-bebas saja untuk menyampaikan informasi dan memberikan pendapat. Hanya saja kalau mereka tidak menggunakan kalimat dengan bijak, maka suasana pemilu pilpres pun bisa berubah menjadi semakin panas.
Suasana itulah yang membuat pelaku semakin senang dan lebih menginginkan berita yang lebih heboh lagi. Tidak tanggung-tanggung mereka sengaja membuat berita bohong yang lebih ekstrim. Pihak berwenang pun bahkan sampai kesulitan menangkap pelakunya karena semakin banyaknya orang yang menyebarluaskannya.
Jika dibiarkan seperti ini terus, tentu demokrasi dalam berkomunikasi di media sosial semakin buruk adanya. Pengguna dunia maya tentu menjadi tidak nyaman untuk menyampaikan pendapatnya dan pihak-pihak tertentu pun menjadi tidak nyaman dengan adanya hoaks tersebut.
Maka dari itulah, lebih baik kita gunakan saja informasi yang benar adanya mengenai pasangan kandidat. Kamu juga jangan gampang terpancing dengan berita yang belum tentu pasti kebenarannya. Daripada kamu pusing-pusing ikut membahas hoaks, sebaiknya kamu dukung saja calon presiden pilihan dengan memposting hal-hal yang positif.
Untuk memudahkan kamu mendapatkan banyak dukungan, sebaiknya gunakan jasa belifollowers.com agar kamu pengikut akun media sosial kamu semakin banyak. Semakin banyak followers yang ikut, tentu akan semakin mudah kamu mendapatkan dukungan untuk calon kandidat pilihan menang di pemilu pilpres nanti.
Baca juga
-
Challenge Diet Sehat Viral Di Sosial Media
March 31, 2024 -
Challenge Program Latihan Kebugaran Viral
March 31, 2024 -
Challenge Apa Itu CrossFit Workouts Viral
March 30, 2024 -
Challenge Strength Training Workout Viral Sosial Media
March 30, 2024 -
Challenge Traveling Wisata Budaya Viral
March 29, 2024 -
Challenge Tips Liburan Hemat Viral Di Sosial Media
March 29, 2024